Kerusakan jaringan akibat sistem imunita seluler

11/10/2015 09:28

Melihat gambaran histopatologik daripada kerusakan urat syaraf yang menurun dari polar TT hingga LL, maka hal ini dapat dihubungkan dengan kekuatan yang diperlihatkan imunitas selularnya, sehingga memberi tanggapan, bahwa sistem tersebut pada tipe tuberkuloid mungkin memegang peranan dalam kerusakan urat saraf dan berbagai jaringan lainnya. Hipotesis ini juga disokong oleh faktafakta, bahwa sebenarnya basil lepra itu tidak toksik, karena pernah ditemukan basil lepra yang banyak akan tetapi tidak menimbulkan kerusakan pada urat saraf (Gocial, 1974), Di samping itu pernah puia ditemukan, bahwa pada penderita tipe 1  borderline  dengan  reversal reaction  penderita dengan tiba-tiba memperlihatkan eksasertiasimendadak dan secara histopatologik tampak banyak infiltrasi sel limfosit dan sel epiteloid. Banyaknya sel-sel tersebut ternyata disertai dengan gejala-gejala neuritis (Turlq 1970 b). Penrbahan ini bbrhubungan erat dengan.

pergeseran spektrum penyakit dari tipe  borderline  (BL, BB dan BT) ke arah polar tuberkuloid, suatu keadaan yang disebabkan oleh meningkatnya sistem imunitas selular. Biasanya keadaan ini terjadi pada penderita yang sedang diobati (Turk, 1970 b). Kejadian yang seoaliknya ditemukan pada reaksi lepra jenis  down-grading reaction , yaitu bergesernya spektrum penyakit dari tipe  borderline  (BT, BB dan BL) ke arah polar lepromatosa. Keadaan ini biasanya timbul pada penderita yang tidak diobati. sehingga proliferasi basil lepra menjadi hebat sekali, dan aktivitas sistem imunitas selularnya menjadi kurang (Turk, 1970 b). Secara histopatologik tidak tampak infiltrasi sel limfosit dan sel epiteloid yang aktif, bahkan basil lepra tampak banyak sekali, baik di dalam maupun di luar sel histiosit yang berbentuk busa (waters dkk. 1971).

a.    Kerusakan iaringan akibat sistem imunita humoral. Sistem i.munitas humoral, baik pada tipe TT maupun tipe LL, sebenarnya berfungsi dengan baik, dan karena salah satu komponen protein daripada M. lepra bersifat antigerik, maka zat anti terhadapnya dapat dibentuk. Hal ini telah dapat dibuktikan dengan obat penyakit migrain berbagai teknik imunokimia (WHO, 1973). Menurut para penyelidik, kadar IgG, lgM dan IgA pada penyakit lepra dengan berbagai tipe spektrum lebih tinggi dari orang sehat, yaitu kadar rata-rata IgG, IgM dan IgA masing-masing ialah 217 l, 148 dan 539 mg/100m1, sedangkan pada orang sehat masing-masing 1480, 126 dan 281 mg/l00ml (Sirisinha dkk. 1972).